Hutama Karya Endurance Challenge 2021 – Lombok Series

Hutama Karya Endurance Challenge 2021 – Lombok Series, event triathlon perdana dengan jarak angka cantik, 123km : 2 km swim, 100 km bike, 21 km run, sedikit lebih jauh dari race 70.3 Event ini seharusnya di bulan Agustus 2021, tapi karena varian delta akhirnya diundur ke Oktober 2021.

Berawal dari pesan WA dari minpan Beny Yusron, sang race director, Mas, Hutama Karya dalam rangka ulang tahun mau ada eksebisi, bukan race, mau ikut? Tentu saja mau…

Berangkat ke Lombok, di bandara ketemu beberapa teman G10 dan om Tirfan, seru juga nih banyak teman. Sampai bandara Lombok ternyata ada prosesi pemyambutan, lalu dikasih name tag dan drop bike box ke panitia sebelum naik bus. Di name tag tulisannya “Athlete”, wah sejak kapan ini jadi atlit…

Sampai hotel di Senggigi peserta semua swab antigen dulu, setelah hasilnya negatif semua baru berangkat lagi ke lokasi gala dinner di Pantai Sira yang juga dihadiri Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bupati Lombok Utara, serta para pejabat daerah lainnya serta beberapa pimpinan dari Hutama Karya. Ternyata yang diundang untuk ikut serta dalam event ini bukan hanya dari Indonesia tetapi juga triathlete dari berbagai negara seperti Amerika, Inggris, Brazil, Denmark, dll.

Esok paginya setelah sarapan seluruh peserta berangkat ke race central untuk merakit sepeda dan melakukan test swim. Setelah semua beres, kami kembali ke hotel untuk makan malam dan istirahat.

Malam sebelum race day seperti biasa susah tidur, belum lagi ada rombongan yg kamarnya dekat kamar saya yang cukup berisik sampai larut malam. Di bus waktu berangkat ke race central baru tahu ternyata beberapa peserta lain juga terganggu oleh rombongan itu.

Sampai race central di Pantai Sira, langsung ke transition untuk pompa ban, isi air minum, rapikan perlengkapan bike leg dan taruh race nutrition di bike bag. Untuk run leg transisi ada di Mandalika, jadi tas run leg dititip ke panitia untuk dibawa ke T2.

Selesai beres-beres, kami semua naik kapal ke Gili Air yang menjadi start point. Yes swim leg adalah island to island, seru. Di Gili Air ada prosesi pembukaan race, saya sempat diajak foto oleh tamu undangan, disangka atlet luar negeri.

Namanya juga challenge, renangnya juga challenging, dari pantai Gili Air ke pantai Sira, pulau ke pulau. Jaraknya kalau lurus katanya sekitar 1.5 km tapi dibelokin supaya jadi 2km, tapi karena masalah arus dan kesulitan buoy sighting karena ombak yang lumayan, saya dapatnya 2.3km. Teman2 yg lain juga banyak yang di kisaran 2.2-2.4km, malah ada yang dapat 2.8km 

Dari hasil ngobrol dengan atlet lokal, katanya arus ke arah kanan, dan lepas dari pantai langsung dalam lautnya, nanti beberapa ratus meter menjelang pantai Sira baru dangkal.
Satu hal yang ngga di info, adanya hewan laut. Setelah berenang sekitar 300 meter, mulai berasa tangan dan muka ada yg nusuk2 dan makin lama makin banyak.
Saya coba lihat ke bawah air, kelihatan warna biru mengkilap kecil-kecil tapi banyak. Nanya ke marshal di perahu, ada yg bilang plankton, ada yg bilang ubur ubur. Tapi lama-lama jadi biasa dan diabaikan saja. Setelah kira2 setengah jarak, mereka juga sudah ngga ada lagi. Tapi diganti dengan arus dan ombak yg membuat sighting dan arah renang jadi lebih sulit.
Setelah buoy ketiga akhirnya ombak dan arus mulai tenang, dasar laut mulai kelihatan, ada kelihatan terumbu-terumbu karang yang cantik di dasar laut.

Setelah akhirnya tangan menyentuh pasir, saya berdiri dan keluar dari air, ternyata saya berenang selama satu jam. Disambut minpan @benyus di pantai, dan langsung lari kecil ke area transisi untuk naik sepeda.

Ini kali kedua saya renang pulau ke pulau setelah Belitung Triathlon awal tahun ini. Rasanya memang lebih seru daripada keliling danau atau dari pantai ke tengah laut balik lagi ke pantai, lebih ada tujuan yg jelas 

Selesai renang, lanjut sepeda dari pantai Sira ke Mandalika. Seperti biasa kalau long distance, di transisi saya ngunyah energy bar dulu sambil pakai kaos kaki dan sepatu.

Awal bike leg seru banget, lewat beberapa sekolah dan disambut sorak sorai anak sekolah yg berdiri di pinggir jalan. Oh ya dalam rangka event ini, Hutama Karya memberikan donasi dana kepada sekolah-sekolah yang dilewati rute sepeda.

Setelag beberapa km relatif flat, mulai masuk segment paling pedas, tanjakan tajam bertubi-tubi menuju Senggigi. Setelah itu relatif flat dan false flat ke arah Mataram sebelum akhirnya harus beberapa kali nanjak lagi di Mandalika sebelum satu lap outer loop sirkuit Mandalika (yes, sirkuit yang dipakai moto GP)

Dari pertama mau ikut triathlon saya paling takut kena bike problem di race karena katanya harus bisa atasin sendiri. Sakiing kuatirnya saya beberapa kali latihan ganti inner tube di rumah, tapi selama ini ikut berbagai event aman-aman saja. Sampai akhirnya di event ini. Nah di sekitar km 60 saya berasa ban belakang aneh, lalu minta marshal yg ngawal untuk lihat apakah kempes (oh ya, satu cyclist dikawal satu marshal motor loh sepanjang bike leg), dan dikonfirmasi kempes.
Langsung stop di pinggir jalan, bongkar ban belakang, untung memang siap sedia toolkit dan spare tube di bike bag. Makin setu lagi setelah dua Pak Polisi yg baik hari datang dan jagain di pinggir jalan selama ganti ban, sayang moment epic ini ngga ada yang fotoin.

Ternyata ganti ban di ruang tamu saat santai beda jauh dengan ganti ban di pinggir jalan di bawah terik matahari saat race. Apalagi nahan perasaan saat lihat yang tadi dilewatin dan yang di belakang saya satu per satu lewat 

Setelah ganti inner tube, ternyata hand pump saya cuma bisa isi sampai sekitar 60psi (pelajaran, test dulu semua tools yg mau dipakai). Kata Pak Polisi ada tukang isi angin sekitar 2km di depan. Dengan kondisi ban setengah kempes gowes pelan-pelan sampai nemu tukang tambal ban, ternyata dia ngga ada adapter ke presta.

Untungnya saat itu mekanik panitia lewat naik motor dan jadi penyelamat dengan track pump yang dia bawa. Akhirnya bisa gowes lagi sampai finish bike leg, walau buang waktu cukup lama dengan segala drama tadi.

Begitu naik sepeda lagi, adrenalin langsung tinggi, apalagi kaki udah fresh dapat istirahat selama ganti ban, udah nafsu mau ngebut nyusul yg tadi pada lewatin, tapi ingat di map masih ada beberapa tanjakan tajam lagi di Mandalika, akhirnya turunin effort ke normal (lebihin dikit).

Terima kasih marshal motor, Pak Polisi, dan bike mechanic.

Run leg menjadi HM paling berat yang saya jalanin. jam 12 siang di aspal outer ring sirkuit Mandalika tanpa ada bagian yang tertutup bayangan pohon atau gedung, dengan langit yang biru cerah tanpa awan. Awalnya saya masih bisa jaga pace stabil, tapi ternyata saya salah perhitungan, jarak antar Water Station 2 dan Water Station 3 itu sekitar 4 km, jadi sebelum sampai WS 3 saya kehausan dan agak dehidrasi, terpaksa run walk run sampai WS 3. Karena 3 loop, belajar dari pengalaman tadi, setiap sampai WS 2 saya ambil satu botol lagi untuk di jalan. Di setiap WS juga minta spons basah untuk ditaruh di leher. Akhirnya 3 loop yang sengsara selesai juga dan diarahkan keluar sirkuit mengarah ke finish line di Novotel.

Lega banget rasanya waktu lewatin finish line. Dikasih medali, finisher Tee, dan diarahkan ke refreshing tent untuk recovery di atas tumpukan es batu. Setelah cukup recovery, saya jalan ke transition untuk ambil handphone, foto-foto dulu sebentar, lalu nunggu di finish line nungguin teman yang belum finish untuk sama-sama balik ke hotel.

Terima kasih Hutama Karya dan Beny Yusron yang sudah mengundang saya ikut event ini. Kalau next event diajak lagi ngga nolak selama waktunya cocok.

Leave a comment